[ 2 Maret 2016]
Dulu hidupnya amat miskin, ia seorang gelandangan yang kini
menjadi seorang Milyarder. Chris Gardner Lahir di Milwaukee, Winconsin pada 9
Februari 1954, dengan nama lengkap Christopher Gardner kehidupannya dimulai
dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Dia satu-satunya anak laki-laki dalam
keluarganya, yang diasuh oleh orangtua tunggal, yaitu ibunya. Ibunya yang
bekerja sebagai guru dan juga mengambil berbagai pekerjaan sambilan masih saja
tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Ayah, adalah pribadi yang tidak pernah
ia kecap dan itu sangat mempengaruhi kehidupannya. Dalam pertumbuhannya,
Gardner berpindah dari rumah saudara ke rumah panti asuhan. Hingga Gadner
memasuki sekolah militer, Gadner baru tahu bahwa tempat terburuk di dunia ini
adalah rumah dimana ia tinggal bersama ibunya dan ayah tirinya. Penyiksaan yang
diterimannya dari ayah tirinya ternyata lebih kejam dari pada disiplin militer
Amerika Serikat.
Setelah putus sekolah tinggi, Gardner berbohong tentang usia
dan bergabung dengan US Navy. Ia berharap untuk menjadi seorang tenaga medis
dan bisa keliling dunia, tetapi itu tidak pernah dicapainya. Ia hanya sampai di
North Carolina. Namun, pengalaman itu memperkenalkan Gardner ke ahli bedah
jantung, yang kemudian mempekerjakan Gardner sebagai asisten penelitian klinis
di University of California Medical Centre di San Francisco. Gardner menikmati
pekerjaan, tetapi ia hanya memiliki penghasilan $ 7,400 per tahun dan ia ingin
lebih.
Titik Balik Kehidupan
Chris Gardner
Gardner bermain-main dengan gagasan untuk menjadi seorang
dokter, tapi ia memutuskan bahwa tahun-tahun melunasi pinjaman untuk sekolah
medis bukanlah untuk dia. Sebaliknya, ia menjadi penjual alat medis, dengan
penghasilan $ 16.000 per tahun. Dia memuat peralatan ke mobilnya pada suatu
hari dan sesuatu terjadi yang akhirnya mengubah kehidupan Gardner untuk
selamanya. Ia melihat Ferrari merah terang dan langsung jatuh cinta pada semua
yang diwakilinya. “Saya bertanya kepada pria pemilik Ferrari itu dua
pertanyaan,” kenang Gardner. “Salah satunya, ‘Apa yang Anda lakukan?’ Yang
kedua adalah,’ Bagaimana Anda melakukan itu? ‘”
Seperti sudah ditakdirkan, pengemudi Ferrari adalah seorang
pialang saham. Ketika Gardner mendengar bahwa orang itu berpenghasilan lebih
dari $ 80.000 sebulan, ia memutuskan bahwa menjadi pialang saham adalah masa
depannya. Dia tidak punya pendidikan, tidak ada pengalaman, dan tidak ada
koneksi, tapi itu tidak menghentikan Gardner dari mencapai mimpi barunya. Ia
kemudian mencoba untuk mengikuti pelatihan menjadi pialang saham yang diadakan
oleh perusahaan pialang saham bernama Dean Witter. Meskipun tidak mendapatkan
bayaran dari pelatihan tersebut, Chris Gardner berusaha keras dalam pelatihan
tersebut. Ia mencoba mencari pelanggan yang mau menanamkan modalnya di
perusahaan tempatnya ia latihan.
Selama mengikuti pelatihan pialang saham di Dean Witter,
banyak cobaan yang dilalui
oleh Chris Gardner, seperti ditinggal pergi oleh istrinya
yang tidak tahan dengan kondisi Chris Gardner sehingga Chris harus mengasuh
anaknya sendiri, selain itu, tunggakan pajak yang tidak bisa dibayar oleh Chris
Gradner sehingga uang tabungannya disita oleh pihak IRS, mobil satu-satunya
milik Chris Gradner juga disita karena tak bisa membayar uang parkir dan ia
juga diusir keluar apartemennya karena menunggak pembayaran. Saking miskinnya
ketika itu, ia bahkan tinggal di Toilet bersama anaknya karena tak punya uang
untuk menyewa tempat tinggal yang layak dan memperoleh makanan melalui bantuan
pemerintah ketika itu.
Namun seperti kata orang kesuksesan hanya ada bagi mereka
yang terus berusaha, Kerja keras Chris Gardner dalam melakukan penjualan di
perusahan Dean Witter membuahkan hasil, dari 19 orang yag mengikuti pelatihan,
ia satu-satunya orang yang terpilih untuk bekerja sebagai pialang saham di
perusahaan Dean Witter tersebut. Kemudian sekitar tahun 1983, Chris Gardner
kemudian bergabung dengan Bear, Stearns & Company, ia berhasil menjadi
marketing terbaik dengan penjualan tertinggi di San Fransisco dan New York
hingga kemudian ia memilih berhenti dari perusahaan tersebut.
Kemudian pada tahun 1987, Chris Gardner mendirikan perusahaan
pialang, Gardner Rich & Co, di Chicago, Illinois, sebuah perusahaan pialang
yang mengkhususkan diri dalam pelaksanaan utang, ekuitas dan transaksi
produk-produk derivatif untuk beberapa lembaga terbesar negara, pensiun publik
dan serikat pekerja .” Perusahaan baru itu dimulai nya di apartemen kecil
Presidential Towers, dengan modal awal sebesar $ 10.000 dan perabot: meja kayu
yang berfungsi sebagai meja makan keluarga. Gardner dilaporkan memiliki 75
persen dari perusahaan pialang saham dengan sisanya dimiliki oleh perusahaan
hedge fund. Dia memilih nama “Gardner Rich” untuk perusahaannya karena ia
menganggap Marc Rich, pedagang komoditi yang diampuni oleh mantan presiden Bill
Clinton pada tahun 2001, “sebagai salah satu perusahaan berjangka yang paling
sukses di dunia.”
Setelah Gardner menjual sahamnya di Gardner, dalam
kesepakatan jutaan dolar pada 2006, ia menjadi CEO dan pendiri dari Christopher
Gardner International Holdings, dengan kantor di New York, Chicago, dan San
Francisco. Selama kunjungannya ke Afrika Selatan untuk mengamati pemilu saat
Peringatan 10 tahun berakhirnya apartheid, Gardner bertemu dengan Nelson
Mandela untuk membicarakan kemungkinan investasi di Afrika Selatan dan
pasar-pasar baru seperti ditunjukkan dalam otobiografinya pada 2006. Gardner
dilaporkan mengembangkan usaha investasi dengan Afrika Selatan yang akan
menciptakan ratusan pekerjaan bagi jutaan orang. Gardner menolak mengungkapkan
rincian proyeknya sambil mengutip undang-undang sekuritas.
Pahit manisnya kehidupan tampaknya sudah dirasakan olehnya.
Kehilangan tempat tinggal, ditinggal istri, ditangkap polisi, kesulitan
membayar kredit, semuanya sudah dirasakan. Dia bukanlah seorang yang
berpendidikan tinggi, tapi dia terus berusaha dan berjuang. Kini dia menjadi
seorang milyuner sukses, motivator, entrepeneur dan filantropis. Sekarang dia
mempunyai Gardner Rich & Co, sebuah perusahaan pialang saham.
Cerita yang mengagumkan dari perjuangan Chris Gardner,
kepercayaan, jiwa kewirausahaan dan devosi seorang ayah telah melontarkan ia
jauh dari kemasyuran yang ia temukan di Wall Street (tempat bursa efek seperti
BEJ). Dia telah di wawancarai di acara “Evening News with Dan Rather,” “20/20,”
“Oprah,” “Today Show,” “The View,” “Entertainment Tonight,” CNN, CNBC, Fox News
Channel dan juga menjadi subjek berita sebagai profil di banyak surat kabar dan
majalah termasuk People, USA Today, Associated Press, New York Times, Fortune,
Jet, Reader’s Digest, Trader Monthly, Chicago Tribune, San Francisco Chronicle,
The New York Post dan the Milwaukee Journal Sentinel. Dia juga menjadi
pembicara yang sering dicari.
Kesimpulan dari kisah hidupnya bahwa Tujuan raksasa
menghasilkan energi raksasa, selalulah ingat bahwa Tuhan Maha Adil dan
Bijaksana, Yakinlah impian dan kesuksesan diawali dari kerja keras dan
kegagalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar