
[12 Maret 2016]
Marsekal Muda (Anumerta) Prof. dr. Sp.F Abdulrahman Saleh, (lahir di Jakarta, 1 Juli 1909 – meninggal di Maguwoharjo, Sleman, 29 Juli 1947 pada umur 38 tahun) atau sering dikenal dengan nama julukan "Karbol" adalah seorang pahlawan nasional Indonesia, tokoh Radio Republik Indonesia (RRI) dan bapak fisiologi kedokteran Indonesia.
Abdulrachman Saleh dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1909 di
Jakarta. Pada masa mudanya, ia bersekolah di HIS (Sekolah rakyat berbahasa
Belanda atau Hollandsch Inlandsche School) MULO (Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs) atau kini SLTP, AMS (Algemene Middelbare School) kini SMU, dan
kemudian diteruskannya ke STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen).
Karena pada saat itu STOVIA dibubarkan sebelum ia menyelesaikan studinya di
sana, maka ia meneruskan studinya di GHS (Geneeskundige Hoge School), semacam
sekolah tinggi dalam bidang kesehatan atau kedokteran. Ayahnya, Mohammad Saleh,
tak pernah memaksakannya untuk menjadi dokter, karena saat itu hanya ada STOVIA
saja. Ketika ia masih menjadi mahasiswa, ia sempat giat berpartisipasi dalam
berbagai organisasi seperti Jong Java, Indonesia Muda, dan KBI atau Kepanduan
Bangsa Indonesia.
Setelah ia memperoleh ijazah dokter, ia mendalami
pengetahuan ilmu faal. Setelah itu ia mengembangkan ilmu faal ini di Indonesia.
Oleh karena itu, Universitas Indonesia pada 5 Desember 1958 menetapkan
Abdulrachman Saleh sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia.
Ia juga aktif dalam perkumpulan olah raga terbang dan
berhasil memperoleh ijazah atau surat izin terbang. Selain itu, ia juga
memimpin perkumpulan VORO (Vereniging voor Oosterse Radio Omroep), sebuah
perkumpulan dalam bidang radio. Maka sesudah kemerdekaan diproklamasikan, ia
menyiapkan sebuah pemancar yang dinamakan Siaran Radio Indonesia Merdeka.
Melalui pemancar tersebut, berita-berita mengenai Indonesia terutama tentang
proklamasi Indonesia dapat disiarkan hingga ke luar negeri. Ia juga berperan
dalam mendirikan Radio Republik Indonesia yang berdiri pada 11 September 1945.
Setelah menyelesaikan tugasnya itu, ia berpindah ke bidang
militer dan memasuki dinas Angkatan Udara Ia diangkat menjadi Komandan
Pangkalan Udara Madiun pada 1946. Ia turut mendirikan Sekolah Teknik Udara dan
Sekolah Radio Udara di Malang. Sebagai Angakatan Udara, ia tidak melupakan
profesinya sebagai dokter, ia tetap memberikan kuliah pada Perguruan Tinggi Dokter
di Klaten, Jawa Tengah.
Pada saat Belanda mengadakan agresi pertamanya, Adisutjipto
dan Abdulrachman Saleh diperintahkan ke India. Dalam perjalanan pulang mereka
mampir di Singapura untuk mengambil bantuan obat-obatan dari Palang Merah
Malaya. Keberangkatan dengan pesawat Dakota ini, mendapat publikasi luas dari
media massa dalam dan luar negeri.
Tanggal 29 Juli 1947, ketika pesawat berencana kembali ke
Yogyakarta melalui Singapura, harian Malayan Times memberitakan bahwa
penerbangan Dakota VT-CLA sudah mengantongi izin pemerintah Inggris dan
Belanda. Sore harinya, Suryadarma, rekannya baru saja tiba dengan mobil jip-nya
di Maguwo. Namun, pesawat yang ditumpanginya ditembak oleh dua pesawat P-40
Kitty-Hawk Belanda dari arah utara. Pesawat kehilangan keseimbangan dan
menyambar sebatang pohon hingga badannya patah menjadi dua bagian dan akhirnya
terbakar.
Peristiwa heroik ini, diperingati TNI AU sebagai hari Bakti
TNI AU sejak tahun 1962 dan sejak 17 Agustus 1952, Maguwo diganti menjadi Lanud
Adisutjipto.
Abulrachman Saleh dimakamkan di Yogyakarta dan ia diangkat
menjadi seorang Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia No.071/TK/Tahun 1974, tanggal 9 November 1974.
Pada tanggal 14 Juli 2000, atas prakarsa TNI-AU, makam
Abdulrahman Saleh, Adisucipto, dan para istri mereka dipindahkan dari pemakaman
Kuncen ke Kompleks Monumen Perjuangan TNI AU Dusun Ngoto, Desa Tamanan,
Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta.
Nama Ia diabadikan sebagai nama Pangkalan TNI-AU dan Bandar
Udara di Malang. Selain itu, piala bergilir yang diperebutkan dalam Kompetisi
Kedokteran dan Biologi Umum (Medical and General Biology Competition) disebut
Piala Bergilir Abdulrahman Saleh
[Sumer: https://id.wikipedia.org/wiki/Abdulrahman_Saleh_(pahlawan) ]
Dari kisah pahlawan tersebut kita bisa belajar dari perbuatan yang telah ia perbuat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar