
[20 Februari 2016]
Bong Chandra (lahir di Jakarta, 25 Oktober 1987; umur 28 tahun) adalah seorang pebisnis, pembicara, dan juga motivator populer asal Indonesia. Pada tahun 2010, ia mendapatkan gelar "motivator termuda se-Asia", yakni ketika berusia 23 tahun. Dia sering mengadakan acara seminar motivasi di berbagai kota, khususnya di Indonesia. Dia juga menulis buku motivasi berjudul Unlimited Wealth. Dia mengaku sengaja tidak menyelesaikan kuliahnya untuk memfokuskan diri sebagai pembicara dan motivator.
| Nama lahir | Bong Chandra |
|---|---|
| Lahir | 25 Oktober 1987 |
| Pekerjaan | Motivator, Pengusaha |
| Orang tua | Aditya dan Bong Sungo |
| Agama | Kristen |
* Riwayat
Kesuksesan ini tak diraih dengan mudah. Bong harus menempa
dirinya dengan kerja keras. Saat usianya menginjak 18 tahun, Bong memilih
berjibaku membangun bisnis ketimbang bersenang-senang seperti remaja seusianya.
Kerja keras Bong dimulai sejak krisis ekonomi 1998. Bencana itu membuat bisnis
ayahnya, Aditya, terempas. Pabrik kuenya terancam gulung tikar. “Rumah sampai
nyaris dijual,” katanya saat ditemui di salah satu tempat usahanya, Free Car
Wash Serpong, Tangerang Selatan, Kamis lalu.
Bong, yang kala itu berusia 11 tahun, berempati atas
terpuruknya ekonomi keluarga. Kebutuhan sekolah diusahakan sendiri. Contohnya
ia lebih memilih kertas bekas dan memfotokopi buku pelajaran milik temannya
ketimbang membeli baru. Beberapa alat tulis juga dibuatnya sendiri. “Saya
menggunakan karet (gelang) untuk penghapus,” tuturnya.
Bong kecil juga menjual sisa potongan kue di pabrik ayahnya
ke sekolah. Semula ia gengsi. Apalagi dia minder karena penyakit asma, yang
membuat tubuhnya ringkih, sehingga kerap dicemooh oleh rekannya. Namun motivasi
dia bertahan hidup lebih besar. Bong malah makin giat mengembangkan usaha.
“Saya menjual parfum dan VCD (cakram padat).”
Saat masuk SMA, ia bersama seorang temannya nekat berbelanja
pakaian ke Bandung meski tak punya duit. “Modalnya kepercayaan,” katanya. Pagi
hari mereka berangkat, sore kembali ke Jakarta dengan membawa setumpuk baju
yang siap dijual. Bong membuka lapaknya di Senayan dan Pasar Taman Puring,
Jakarta Selatan. Ia juga menjual pakaian seragam kepada rekan dan adik
kelasnya.
Bong sadar motivasi perlu dipertahankan karena cemoohan
berpotensi mengendurkan semangatnya. Apalagi rekannya kerap menyindir Bong.
“Seumuran kita harusnya bersenang-senang,” ujar Bong menirukan rekannya. Tapi
ia berkukuh. Beruntung, orang tuanya rajin memberi nasihat. Bong pun gemar
membaca buku motivator dunia, seperti Donald Trump. “Keinginan sukses makin
besar,” katanya. Kegemaran ini memudahkannya memotivasi diri. Ia pun mulai
menasihati temannya yang patah semangat.
Ia makin yakin akan kualitas bakatnya memotivasi orang.
Bersama lima rekannya, Bong membuat event organizer untuk pelatihan motivasi.
Sasarannya orang-orang dekat. “Saya diminta beberapa rekan satu jemaat di
gereja,” ujarnya. Bong awalnya memotivasi para karyawan pemasaran. Selama dua
tahun pertama, ia hanya memungut biaya operasional. “Ini investasi saya,”
katanya. Apalagi tujuan bisnis ini tidak untuk mencari uang. “Saya memperluas
pertemanan,” katanya.
Tak sulit bagi alumnus SMA Kalam Kudus Jakarta ini
mendapatkan teman dari 90 ribu peserta pelatihannya, yang kebanyakan pelaku
bisnis. “Kalau teman kita sukses, kita akan kecipratan sukses,” katanya.
Keyakinan Bong yang kerap mengisi pelatihan di kalangan pebisnis properti ini
benar. Ia mulai diajak sesama pembicara saat memberikan pelatihan di Real
Estate Jawa Timur.
Awalnya Bong diminta mencarikan investor pembangunan
properti seluas 5,1 hektare di Ciledug, Tangerang. Meski gagal, rekannya tak
kecewa. Ia justru diminta bergabung menjalankan bisnis ini. Akhirnya Bong dan
dua temannya menjalankan perusahaan properti senilai Rp 180 miliar sejak
Januari lalu. “Ini modal networking,” katanya.
Keberuntungannya terus bergulir. Pelan-pelan banyak tawaran
mengajaknya berbisnis bersama. Selain properti, Bong mendirikan bisnis
pencucian mobil. Usaha ini dibangun di Buah Batu, Bandung, dan Serpong. Kini ia
menjalankan tiga usaha dengan karyawan mencapai 100 orang. Menjadi pembicara
motivasi membuat Bong memutuskan berhenti kuliah di Jurusan Desain Grafis
Universitas Bina Nusantara. Setelah tidak kuliah, satu-satunya pilihan Bong
adalah menjadi motivator yang sukses.
Meski dia sudah berbicara di hadapan 15 ribu orang per
tahun, mulai mahasiswa, ibu rumah tangga, dosen, ahli hukum, dokter, pengusaha,
hingga CEO, Bong menyebut dirinya sebagai pribadi yang tertutup. “Saya tidak
mudah akrab,” katanya. Bong juga mengenali dirinya sebagai orang yang lambat
bertindak. “Saya menuntut sempurna jadi kerap lama berpikir.”
[Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Bong_Chandra]
[Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Bong_Chandra]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar